Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

Selasa, 26 Februari 2013

Sampah Dimana-Mana! Tempat Sampah Dimana?

Pernah nggak sih kita berpikir betapa pentingnya tempat sampah ? Mungkin terdengar sepele, tapi sadar atau tidak sebenarnya tempat sampah telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Setiap hari manusia membuang sampah, baik sampah organik seperti sisa makanan, ataupun sampah kertas, plastik, karton, dan lain-lain. Barang-barang yang tidak diperlukan, tentu harus dibuang, dan kita membutuhkan tempat sampah untuk menampungnya.
Terkadang kita hanya menyalahkan keberadaan tempat sampah. Jarang terdapatnya tempat sampah di pinggir jalan membuat kita jadi malas untuk membuang sampah di tempatnya. Dua tahun terakhir kampanye tentang pentingnya membuang sampah di tempatnya semakin semarak digalakkan. Tapi apa hasilnya? Tetap saja sampah berserakan dimana-mana. Hal ini terjadi dengan berbagai kemungkinan, misalnya kurang mengertinya betapa penting membuang sampah di tempatnya, seperti mencegah banjir dan penyakit. Selain itu, fasilitas tempat sampah terkadang juga tidak memadai, seperti tempat sampah bolong sehingga sampahnya tetap berserakan dimana-mana. Atau hal lain lagi, yaitu sifat manja kepada petugas kebersihan, ” ah nanti juga ada petugas kebersihan yang bersihin”. Beberapa hal inilah yang tidak dapat dipungkiri bahwa sampah selalu ada di sekitar kita.
Negara-negara maju seperti negara di Eropa, telah berhasil membuat sampah berada di dalam tempatnya. Sikap disiplin ini bukan secara instan dibangun, melainkan proses yang pada akhirnya membuat orang-orang sadar akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Kampanye dilakukan bukan hanya untuk memberitahu bahwa membuang sampah pada tempatnya itu adalah tindakan yang baik dan harus dilakukan, yang lebih penting dari sekedar tahu adalah paham. Dengan pemahaman, orang akan secara otomatis membuang sampah di tempatnya. Namun membangun pemahaman inilah yang tidak mudah.
Pemerintah dan berbagai lembaga masyarakat berusaha dan berupaya untuk dapat menumbuhkan pemahaman pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Salah satunya dengan menyediakan tempat sampah di berbagai tempat umum, seperti pusat perbelanjaan, stasiun, bahkan mahasiswa pun ikut turun tangan melakukan kampanye di kampus-kampus, dengan membuat tempat sampah di setiap sudut kampus. Terlebih lagi dengan program yang mendukung penghijauan, maka sampah perlu dipisahkan, yang organik dan non-organik. Pertanyaannya, apakah semua itu sesuai dengan tujuannya? Tanpa perlu di jawab, kita semua tahu bahwa keberadaan tempat sampah belum sepenuhnya efektif menampung sampah-sampah yang masih berserakan dimana-mana.
Warga di jalan Kramat V, Salemba, Jakarta Pusat, pernah mengadakan perlombaan menghias tempat sampah pada tahun 2006. Perlombaan menghias tempat sampah dilakukan dengan mengecat tempat sampah di depan rumah dan membedakan tempat sampah yang organik dan non-organik melalui perbedaan warna cat. Tujuan Rukun Tetangga setempat melakukan kegiatan ini agar warga paham dan bisa membedakan sampah organik dan non-organik. Dengan pemahaman lanjutan, bahwa sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos. Namun, setelah lomba dilakukan dan diperoleh pemenangnya, sampah mereka tetap tercampur, bahkan ada yang membuang sampah daun di dalam tempat sampah non-organik. Hal ini dikarenakan warga tidak benar-benar paham maksud dilakukannya kegiatan perlombaan, bahkan warga yang menang tidak mengerti sepenuhnya arti pemisahan sampah, yang mereka tahu hanya membuat dan mengecat tempat sampah dengan gambar-gambar bagus, dan yang paling bagus akan dapat hadiah.
Keadaan lainnya di lingkungan kampus di daerah Depok. Keberadaan tempat sampah di setiap sudut kampus rasanya tidak benar-benar membuat paham pembedaan sampah ke tiga kategori yaitu sampah kertas, sampah organik, sampah plastik. Ukuran tempat sampah yang besar dan tulisan yang cukup jelas pada bagian tutup tempat sampahnya tidak menjadi ukuran keberhasilan pemisahan sampah. Apa buktinya? Setiap orang membuang sampah pada kotak secara asal. Kertas di kotak organik, plastik di kotak kertas, organik di kotak plastik. Walaupun tidak sedikit pula yang membuang sampah sesuai dengan kotaknya. Namun, yang perlu dipertanyakan, mengapa dalam lingkungan pendidikan tinggi, hal mengenai pemisahan sampah belum juga bisa dilakukan secara efektif? Jawabannya sederhana, ternyata ketika sampah-sampah itu diangkut untuk dibuang ke pembuangan di luar lingkungan kampus, sampah tetap di gabung dalam satu gerobak sampah. Artinya, walaupun sudah dibuang terpisah-pisah dalam kotak, pada akhirnya tercampur dalam gerobak. Inilah yang membuat program pemisahan sampah tidak berjalan efektif.
Keadaan lebih parah adalah di pasar tradisional, contohnya pasar Ciputat. Sejak dahulu Ciputat memang dikenal sebagai daerah yang super macet, karena angkutan umum ngetem di sembarang tempat, tetapi setelah proyek fly over yang dilaksanakan selama satu tahun dan resmi dapat dipakai pada bulan Agustus 2008, kemacetan bisa dikurangi. Tetapi masalah sampah di Ciputat masih selalu meresahkan masyarakat pengguna jalan. Pedagang sayur yang berjualan di pasar, terutama yang berjualan tengah malam, selalu membuang sampah di tengah jalan. Jika tidak diangkut petugas kebersihan, pasti menghalangi lalu lintas di pasar. Keadaan ini sudah bisa diatakan mendingan, karena sudah tidak ada jalan berlubang di pasar. Ketika masih ada jalanan rusak dan berlubang, sampah-sampah sayuran digunakan untuk menambal jalan. Apa yang terjadi? Jumlah sampah semakin berantakan, terlebih jika hujan turun, bau busuk menyengat dan jalanan semakin becek. Lalu kapan sampah-sampah ini dapat berada di tempat yang seharusnya? Padahal bak sampah pun tersedia dengan luas 3x5 meter.
Dengan demikian, upaya apa dan bagaimana yang bisa membuat keadaan lingkungan kita terbebas dari sampah. Ini bukanlah masalah sepele, dan hanya ada satu penyelesaiannya, kita tanya pada diri kita masing-masing.
www.oden-houseware.com

Please Give Us Your 1 Minute In Sharing This Post!
SOCIALIZE IT →
FOLLOW US →
SHARE IT →
Powered By: BloggerYard.Com

1 komentar:

  1. Masalah sampah ya begitu dimana mana sama,sy info.kan satu cara mesti tepat dan mesti berhasil atasi sampah yg ada,bila berkenan(buka)http://teknologitpa.blogspot.com

    BalasHapus