Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

Jumat, 19 April 2013

Spesial Oven Daryanto, Inovasi Tanpa Henti untuk Oven Berkualitas

Usaha pembuatan oven milik Daryanto (58) rupanya merupakan turunan usaha dari orang tuanya. “Usaha membuat oven dirintis oleh bapak dulu, sekarang saya meneruskannya,” ucap Daryanto pada Selasa (2/4/2013). Industri oven rumahan yang beralamat di Kampung Sanggungan Rt 04 Rw 17, Kelurahan Semanggi, Pasar Kliwon, Solo ini, bukan hanya menjadi penerus tetapi juga melakukan inovasi-inovasi agar oven buatannya lebih berkualitas.
Daryanto (58) berada di tempat usaha ovennya, daerah Sanggungan RT O4/RW 17, Semanggi, Pasar Kliwon Solo, Selasa (2/4/2013). Daryanto banyak melakukan inovasi-inovasi dalam membuat oven agar lebih sempurna.
Daryanto (58) berada di tempat usaha ovennya, daerah Sanggungan RT O4/RW 17, Semanggi, Pasar Kliwon Solo, Selasa (2/4/2013). Daryanto banyak melakukan inovasi-inovasi dalam membuat oven agar lebih sempurna.
“Sejak usaha ini saya kelola sekitar 25 tahun yang lalu, saya berupaya melakukan penyempurnaan-penyempurnaan agar oven lebih baik cara kerjanya,” papar Daryanto. Menurutnya, selain pembuatan oven, usahanya juga menerima jasa reparasi atau perbaikan oven. Sejak itu ia selalu membandingkan oven buatan industri besar dengan oven buatannya. Daryanto mengaku banyak mengadopsi oven-oven teknologi modern tersebut.
Sejak usaha masih dipegang orang tua Daryanto, perapian oven masih bersumber dari kompor minyak. “Sejak mereparasi oven berbahan bakar gas, lantas saya berkeinginan mempelajari tata cara perapian dari gas dengan membeli terlebih dahulu tabung elpiji,” kenang Daryanto yang membutuhkan waktu sekitar seminggu untuk mempelajari perapian dari gas.
Pernah Menggunakan Pasir Sungai
Inovasi oven belum berhenti begitu saja, Daryanto lantas menambahkan pasir sungai di sekeliling dinding oven sebagai peredam panas dan menjaga suhu panas di dalam oven buatannya. “Saya kepikiran menambahkan pasir sungai karena melihat orang-orang memasak udang hasil tangkapanya di sungai hanya dengan pasir yang tersinari matahari,” katanya sambil tertawa.
Namun penambahan pasir sungai tidak berjalan lama karena proses pembuatannya sangat rumit dan bobot oven menjadi sangat berat. Atas masukan dari teman Daryanto, sejak 10 tahun lalu untuk meredam panas oven ia menggunakan glasswool atau bahan sejenis serat sofa yang lebih ringan dan praktis.
Sejumlah pekerja membuat oven di usaha oven Daryanto daerah Sanggungan RT O4/RW 17, Semanggi, Pasar Kliwon Solo, Selasa (2/4/2013). Setiap minggu usaha pembuatan oven Daryanto mampu membuat 4 hingga 5 oven berbagai ukuran.
Sejumlah pekerja membuat oven di usaha oven Daryanto daerah Sanggungan RT O4/RW 17, Semanggi, Pasar Kliwon Solo, Selasa (2/4/2013). Setiap minggu usaha pembuatan oven Daryanto mampu membuat 4 hingga 5 oven berbagai ukuran.
Dibantu sekitar empat karyawannya, proses pembuatan oven dilakukan dengan membuat pola diatas seng. Setelah itu seng dipotong sesuai pola yang telah ditentukan. Hasil potongan seng dirangkai menjadi bentuk oven lalu menambahkan perapian gas glasswool sebagai peredam panas. Setiap minggu usaha pembuatan oven Daryanto mampu membuat 4 hingga 5 oven berbagai ukuran.
Oven gas buatan Daryanto biasanya digunakan untuk memasak beragam jenis kue, pengering rempah-rempah, rambak, hingga bambo. Untuk harga, Daryanto mematok Rp2 juta untuk ukuran oven kecil dan Rp5 juta untuk ukuran besar. Dengan harga tersebut, usahanya mampu meraup pendapatan Rp11.000.000 per minggu.
sumber : terasolo.com

Please Give Us Your 1 Minute In Sharing This Post!
SOCIALIZE IT →
FOLLOW US →
SHARE IT →
Powered By: BloggerYard.Com

0 komentar:

Posting Komentar