Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

Selasa, 18 Juni 2013

Piring Dan Barang Antik Di Indonesia

Piring dan Guci kuno sejenisnya adalah Peninggalan sejarah bangsa yang perlu dijaga dan dilestarikan karena benda tersebut dinilai berdasarkan faktor usia, misalkan piring-piring antik Dinasty china atau tiongkok, gujarat, dllnya, diantaranya benda kuno ini yang dapat dilihat sekarang berbentuk guci- guci, tempat dupa, tecko, mangkok, vas bunga dan sejenisnya yang terbuat dari bahan keramik atau porselen, barang- barang ini banyak diminati kolektor barang antic atau pecinta benda seni kuno, Mereka menilai dari segi keindahan seni yang sangat bernilai sejarah tinggi.


Pencinta benda seni, atau koleksi benda antik untuk jenis piring- piring antik  dan lainnya menjadikan salah satu incaran untuk dikoleksinya atau sekedar sebagai bahan penelitian sejarah. Pesona piring berusia ratusan tahun hingga ribuan tahun ini bukan hanya karena tampilannya yang cantik dan menarik dengan berbagai motif - motifnya, melainkan dinilai dari jaman sejarah menurut asal daerah atau negara asal pembuatannya.

Setiap piring tentunya memiliki cerita dan sejarah tersendiri. Di Indonesia, masih terdapat ratusan berbagai jenis benda antik, khususnya piring dan guci – guci kuno, diketahui berumur ratusan hingga ribuan tahun silam. Sejarah piring yang tak biasa ini dibawa oleh para pedagang atau saudagar pada zaman itu dimasa Kerajaan Nusantara hingga jaman Belanda. Tidak heran jika kemudian motif dan bentuk benda antik tersebut yang ditemui sekarang sangat bervariasi sesuai dari jaman ke jaman diwaktu itu.

Seperti piring antik buatan China yang pada umumnya banyak menggunakan motif tumbuhan dan bunga-bunga. Adapun piring antik Jepang lebih banyak diwarnai lukisan-lukisan manusia dan ikan-ikan dengan bentuk desain oriental lebih halus.
Awal permulaan jenis piring kuno dimulai sejak zaman Dinasti Shang, 3000 tahun silam di Tiongkok. Pada zaman ini telah dibuat porselen warna biru yang primitif. Tampak pembuatannya yang masih sangat sederhana  baik tanpa motif (biru polos) maupun piring – piring yang menggunakan motif tampak gambar cukup sederhana.

Perkembangan Industri Keramik atau Porselen Tiongkok

Dengan demikian,Tiongkok menjadi negara yang paling awal dalam industri membuat porselen atau keramik di dunia. Pada zaman Dinasti Han Timur, teknik pembuatan porselen berangsur-angsur menjadi matang. Dimasa dinasty ini Keramik atau porselen semakin maju berkembang, khususnya berkembang didaerah Selatan dan Utara Tiongkok.
Di negeri itu pada akhirnya diketahui muncul pembuatan porselen dengan warna putih.

Sejak itu berangsur-angsur di Tiongkok terbentuk wilayah daerah basis industry pembuatan porselen yaitu Porselen  biru di bagian selatan dan porselen putih di bagian utara Tiongkok. Pada zaman Dinasti Song antara abad ke-10 dan ke-13, di Tiongkok terdapat lima tempat pembakaran porselen ternama yang menghasilkan benda-benda porselen dengan ciri khasnya masing-masing. Dan sesuai perkembangan zaman pada akhirnya diketahui terdapat
Porselen warna-warni mulai berkembang dinegara ini, Porselen warna- warni diketahui setelah zaman Dinasti Yuan.

Pada zaman Dinasti Ming dan Qing, dua dinasti terakhir Tiongkok, usaha pembuatan porselen Tiongkok mencapai puncak keemasannya. Di jaman ini ” Porselen di Tiongkok berkembang dengan pesatnya “,lalu mulailah tersebar hingga ke berbagai belahan dunia untuk dipasarkan melalui saudagar- saudagar waktu itu, termasuk ke Nusantara.
Benda-benda antik, berupa piring- guci dan sejenisnya yang terdapat di Indonesia sekarang ini merupakan peninggalan dari sejarah – sejarah Tiongkok tersebut.

Piring Antik yang banyak diburu Pecinta Seni

Piring antik yang terbuat dari porselen putih banyak diburu pecinta seni. ”Porselen putih kira-kira muncul pada zaman Dinasti Selatan dan Utara. Teknik pembakaran keramik atau porselen ini menggunakan teknik yang sangat tinggi, melalui teknik dari kemahiran pembuatnya. Kadar besi yang terdapat di dalam tanah liat dan glasir tidak boleh melampaui satu persen, bahkan sama sekali tidak  mengandung zat besi. Kemudian  barulah dapat dibakar.

Pada zaman Dinasti Tang antara abad ke-7 dan abad ke- 10, di daerah aliran Sungai Yangtse,Tiongkok selatan, dibakar porselen berwarna biru dan di bagian utara Tiongkok terkenal dengan pembakaran porselen putih. Karena langka dan harganya yang mahal, banyak kolektor yang ingin mengoleksinya dan  piring antik porselen putih yang disebut dengan
nama porselen misecipan.

Ada pakar yang berpendapat bahwa porselen misecipan mendapat namanya karena formulasinya dirahasiakan dan hanya digunakan untuk kalangan istana. Ada juga yang berpendapat bahwa itu adalah sebutan khusus untuk
porselen berwarna biru. Penemuan arkeologis di Istana Bawah Tanah Kuil Famen pada tahun 1987
Piring-piring ini punya nilai lebih karena memiliki nilai sejarah. Piring antik dijadikan sebagai bahan dekorasi pada ruangan dan saat ini piring – guci dan lainnya menjadi benda yang alih pungsi dari kegunaannya yakni dijadikan benda dekorasi sejarah yang pas Berasal Dari negeri Cina atau tiongkok, walau dahulunya benda tersebut digunakan sebagai alat kebutuhan rumah sehari- hari seperti piring modern saat ini.
Peninggalan Dinasti Ming diminati Pecinta Seni Karena Motifnya Sangat Menarik
Pada masa Dinasti Ming (1368-1643), Diantaranya yang terkenal dan banyak diburu sebagai bahan dekorasi adalah benda porselen yang bermotif naga dan phoenix, keduanya sangat populer dikalangan pecinta barang antik kuno berkarya seni tinggi. Ciri benda kuno dinaty Ming adalah porselen yang menggunakan tiga warna, kuning, hijau, dan aubergine sebagai warna dominan dan disebut benda yang menghasilkan produk jenis 'susancai' (tiga warna) yang identik dengan Jaman dinasti Ming.
 
Untuk anda para peminat piring modern, anda dapat mencarinya di Oden Houseware

sumber : javaindigo.blogspot.com

Please Give Us Your 1 Minute In Sharing This Post!
SOCIALIZE IT →
FOLLOW US →
SHARE IT →
Powered By: BloggerYard.Com

0 komentar:

Posting Komentar