Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

Senin, 08 April 2013

Makanan Beku Di Cooler box Kalau Memang Praktis, Kenapa Tidak?

Dulu, pagi-pagi buta wanita mesti ke pasar yang becek untuk membeli daging, sayuran, dan bahan makanan lain, kemudian berkutat berjam-jam di dapur untuk meramu masakan bagi seluruh keluarga. Kegiatan tersebut berulang lagi keesokan hari, lusa, minggu depan dan seterusnya. Aduh..., bosan kan!
Kini, di jaman wanita semakin aktif dan mobilitas semakin tinggi, rutinitas seperti di atas rasanya sudah tidak mungkin dilakukan dengan sempurna oleh para ibu. Ditambah lagi kalau sedang liburan, piknik, atau menginap di vila terpencil yang biasanya tak ada pernbantu. Jangankan cari pasar untuk belanja, memasak saja rasanya malas. Namanya juga liburan, malas dong harus berlama-lama di dapur. Lebih enak santai-santai! Syukurlah, para produsen bahan makanan cukup peka menangkap kebutuhan para wanita modern.
Campuran antara otak bisnis yang encer dan kemajuan teknologi pengawetan makanan, telah menghasilkan makanan beku yang praktis. Sayuran beku misalnya, tak perlu repot-repot dicuci atau dipotong. Bisa langsung diramu sesuai selera. Bahkan beberapa produk seperti pizza, lasagna, atau pie, bisa langsung dimasukkan ke microwave, pijit tombol, tunggu beberapa menit, jadilah makanan siap disantap.

Meski bisa jadi ’teman’ yang meringankan Selama liburan, makanan beku juga dapat menjadi bumerang kalau Anda tidak tepat mengolah atau menyimpannya. Bukan saja mutunya berkurang, Anda sekeluarga malah bisa sakit. Rugi ’kan, kalau waktu liburan malah dihabiskan di tempat tidur.

Yang penting tidak cair
Pada dasarnya, tujuan pembekuan makanan adalah untuk mengawetkan. Dengan begitu, kerusakan, penurunan nilai gizi, dan oksidasi dapat jauh diperlambat. "Air merupakan media yang digunakan bakteri untuk metabolisme, reaksi kimia, dan enzim. Bila air tersebut dibekukan, otomatis ia tidak dapat lagi digunakan oleh bakteri atau jamur," kata Dr. Ir, Inggrid Waspodo, M.Sc, peneliti senior bioteknologi pangan BPPT.
Tetapi, tidak berarti makanan beku pasti lebih aman atau tidak ada bakteri dan kuman. Suhu pembekuan dan proses saat pembekuan juga menentukan lebih awet tidaknya sebuah makanan beku. "Agar makanan beku benar-benar awet dan aman, suhu pembekuan harus tepat dan proses pembekuannya pun harus higienis," tuturnya. Idealnya, sebelum digunakan atau diolah, makanan beku harus selalu disimpan pada suhu -40" C.
Namun yang terjadi, keadaan tersebut tidak selalu dapat dipenuhi, baik ketika makanan beku tersebut dijual di supermarket maupun saat disimpan di rumah. "Perbedaan suhu akan berpengaruh ke daya simpan. Bila makanan beku tidak disimpan pada suhu yang semestinya, seperti yang tercantum pada kemasan, maka batas kadaluarsanya pun bisa jadi jauh lebih cepat dibanding yang tertera pada kemasan," ucapnya.
Lebih berbahaya lagi kalau makanan beku tersebut sempat mencair. Mungkin karena terlalu lama ditaruh di luar freezer atau karena mati lampu. Meskipun setelah itu makanan tersebut segera dibekukan kembali, namun kualitasnya akan jauh menurun. "Walaupun hanya sebentar, namun makanan beku yang cair sudah dapat terkontaminasi bakteri atau kuman. Perkembangbiakan bakteri untuk satu generasi hanya membutuhkan waktu 20 menit!" tegasnya.
Agar tidak susut gizi
Kepraktisan bisa jadi merupakan alasan utama Anda memilih makanan beku dibanding makanan segar. Toh hanya buat sementara, begitu mungkin pikiran Anda. Tapi, bukan berarti kandungan nutrisi sama sekali dikesampingkan. "Memang kandungan gizi makanan beku tidak sama persis dengan makanan segar. Namun pengurangannya tidak terlalu signifikan," ujar Inggrid. Menurutnya, pada proses pembekuan cepat tidak terlalu ada penyusutan gizi karena tidak terjadi kristal.

"Pengawetan dengan cara ini lebih dapat mempertahankan kandungan nutrisi dibanding dengan cara aplikasi suhu tinggi seperti pemanasan," imbuhnya. Bahkan, Food and Drug Administration (lembaga pengawasan obat dan makanan Amerika Serikat) mengumumkan kalau tingkat nutrisi makanan beku sama dengan bahan mentah.
Tapi ’ketentuan’ ini tetap berlaku hanya Jika kondisi makanan tetap sama. Artinya tidak terjadi pencairan atau perubahan bentuk. "Nilai gizi makanan beku akan berkurang kalau makanan menjadi cair. Ini karena sewaktu mencair, vitamin yang larut dalam air, seperti vitamin C, akan ikut keluar," ujar Inggrid.

Tinggi rendah suhu pembekuan juga akan mempengaruhi penyusutan gizi, termasuk vitamin E, D, serta protein pada daging dan ikan. Semakin rendah suhu pembekuan maka akan semakin sedikit zat gizi yang susut. Peningkatan suhu dari 18° C menjadi 8" C, misalnya, akan mengakibatkan kecepatan laju pengurangan vitamin C dalam produk sebesar 6-20 kali. Dengan begitu, untuk menghindari terjadinya susut gizi yang lebih besar, seharusnya suhu pembekuan dipertahankan serendah mungkin.
Kalau mau dibawa piknik
Makanan beku, mungkin memang praktis untuk diolah, terutama di saat-saat kritis. Saat tidak ada pembantu atau saat pergi berlibur ke tempat Anda harus memasak sendiri. Tapi karena tidak boleh sampai meleleh, membawanya perlu sedikit usaha.
Sampai saat ini, cara satu-satunya yang paling praktis dan paling baik untuk membawa makanan beku adalah meletakkannya di dalam cooler box yang di daiamnya ada dry ice. "Dengan cara seperti itu, suhu minimal dapat dipertahankan dan makanan beku masih ’kuat’ sekitar 4-5 jam," saran Inggrid. Menaruh makanan beku dalam termos tidak menjamin makanan akan awet beku, karena termos hanya berfungsi untuk menjaga suhu awal. Setelah itu, lama kelamaan suhunya akan naik.
Satu lagi yang perlu diperhatikan Jika ingin membawa makanan beku, adalah jarak atau lama perjalanan. Ingatlah kalau daya simpan cooler box pun terbatas. Jadi, kalau Anda yang di Jakarta mau pergi berlibur ke Yogya dengan kereta atau kendaraan, lebih baik Jangan coba-coba membawa ’oleh-oleh’ makanan beku. Memang makanan beku bisa jadi pilihan paling tepat bagi Anda yang mau piknik atau bepergian. Praktis dan meriah. Asalkan suhu penyimpanan dan pengolahannya tepat dan sesuai peraturan. Nah, selamat berlibur!

Please Give Us Your 1 Minute In Sharing This Post!
SOCIALIZE IT →
FOLLOW US →
SHARE IT →
Powered By: BloggerYard.Com

0 komentar:

Posting Komentar