Sumpit adalah pelengkap saat menyantap beragam hidangan; jika tak hati-hati akan asal-usulnya, kesehatan kita bisa jadi runyam!
Desain sumpit pada hakekatnya merupakan sebuah seni tersendiri khususnya di China dan Jepang. Di kedua negara itu terdapat toko-toko yang memang khusus menjual sumpit dengan berbagai macam desain, pola dan bahan bakunya. Di Indonesia jika kita suka menyantap beragam masakan yang menyajikan mie, biasanya pada restoran-restoran China, dijamin sumpit akan selalu disediakan sebagai salah satu peralatan untuk makan. Seiring dengan perkembangan bisnis kuliner, di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, juga Pulau Bali, bertumbuhan berbagai macam restoran masakan Jepang, Thai, Vietnam, Korea yang umumnya menyediakan sumpit, tergantung jenis hidangannya. Berikut ini ada fakta-fakta penting guna memilih sepasang sumpit yang tepat, misalnya apa bahan baku yang terbaik untuk sumpit, atau juga sebaiknya menghindari jenis sumpit yang seperti apa, bagaimana merawatnya dan sebagainya.
Sumpit yang dapat digunakan terus menerus dibuat dari perak, aluminium dan porselenSeiring dengan kepekaan terhadap masalah lingkungan, makin banyak organisasi yang berkepentingan mendorong penggunaan sumpit yang dapat dipakai terus menerus bahkan menyarankan agar membawa sumpit sendiri ke restoran, karena sudah terlalu banyak pohon yang ditebangi demi memproduksi sumpit. Jenis sumpit semacam ini sangat mudah dirawat dan tahan lama, meskipun saat membeli harganya jelas lebih mahal, tapi sangat bermanfaat bagi kita dan tentu saja untuk lingkungan serta alam yang kita huni.
Bahan baku sumpit yang terjangkau dan pantas – Sumpit dari bambu
Sumpit yang terbuat dari bambu sesungguhnya bebas dari racun, pestisida, sangat ramah lingkungan dan sumpit yang paling ekonomis. Harus dipastikan bahwa anda mendapatkan sumpit bambu yang asli dan segar, bukan sumpit yang sudah didaur ulang dari China atau Vietnam, karena memang banyak pelanggaran dalam memakai ulang sumpit-sumpit bambu tersebut. Biasanya sumpit bambu ini direndam dalam cairan pemutih dicampur dengan zat-zat kimia agar bisa menghilangkan bau, minyak dan warna dari sumpit bambu yang sudah dipakai sebelumnya, kemudian dikemas lagi dan dijual kembali ke pasaran.
Sumpit dari kayu
Banyak sumpit yang terbuat dari kayu, tapi bukan berarti semua sumpit kayu baik untuk digunakan. Sangat direkomendasikan untuk memakai sumpit kayu yang masih asli warna kayunya dan bukan sumpit kayu yang dicat sehingga seakan-akan masih asli kayunya.
Semua sumpit yang berwarna harus dihindari dan tidak direkomendasikan
Sumpit yang didesain dengan warna-warna yang menarik sehingga enak dipandang mata serta dalam berbagai bentuk, haruslah dihindari karena hanya baik secara penampilan dalam kaitannya untuk pameran produk. Sumpit seperti ini sangat tidak cocok untuk menemani kebutuhan makan kita tiga kali sehari. Dengan warna-warna yang ada pada sumpit tersebut, banyak racun tersembunyi, seperti timah, yang jelas-jelas membahayakan tubuh manusia dan dampaknya akan timbul setelah jangka panjang.
Sumpit dari plastik tidak direkomendasikan
Menggunakan sumpit yang terbuat dari plastik sangatlah tidak dianjurkan karena kebanyakan cenderung meleleh dan bentuk sumpitnya bisa berubah ketika terkena panas. Bahan kimia yang terkandung dalam sumpit plastik sangatlah berbahaya bagi tubuh manusia.
Tips tambahan:
1. Jika Anda memiliki sumpit yang dapat digunakan terus menerus, setelah mencuci sumpit jangan langsung disimpan di laci, pastikan dibiarkan kering terlebih dahulu, karena jika tidak akan menimbulkan bakteri yang berkembang pada permukaan sumpit.
2. Tempat sumpit yang dijual di toko-toko biasanya dilengkapi dengan penutup dan alas yang dapat menampung air yang menetes. Pastikan untuk selalu membersihkan alasnya setiap hari dan hanya meletakkan sumpit yang benar-benar sudah kering ke dalam tempatnya sebelum memasang penutupnya. Hal ini harus dilakukan guna menghindari adanya virus dan bakteri yang bisa berkembang di dalam alasnya.
sumpit seperti gambar di atas, anda dapat membelinya di Oden Houseware
sumber
0 komentar:
Posting Komentar