Kebanyakan ibu rumah tangga sudah merasa cukup untuk mencuci sabut pencuci piring dengan air setelah dipakai dan menggantinya dengan yang baru sebulan sekali. Padahal, sabut cuci piring termasuk dalam gudang kuman yang bisa menularkan penyakit.
Dalam sebuah studi mengenai kebersihan dapur di Singapura terungkap bahwa 88 persen sabut pencuci piring yang dites mengandung bakteri salmonella dan Escherichia coli (E.coli).
Pemakaian sabut berulang kali untuk membersihkan alat makan, bahkan mencuci sink (tempat cuci piring), menyebabkan sabut menjadi tempat yang nyaman bagi berkumpulnya kuman.
“Sabut juga umumnya berada di lingkungan yang lembab dan basah karena semalaman direndam dalam cairan sabun. Ini adalah lingkungan yang kondusif bagi perkembangbiakan kuman,” kata Dr.Emily Cheah, ahli mikrobiologi.
”Sabut yang terus basah pasti akan banyak terdapat bakteri. Apalagi, sabut mengandung bahan karet dan kalau tidak diganti secara teratur, bisa tak sengaja dikonsumsi dan membahayakan kesehatan,” kata Profesor Rachmadhi.
Saat Staphylococcus Aerues masuk dalam tubuh maka bisa menyebabkan mual hebat, muntah, nyeri perut, diare hingga pusing. Sedangkan, infeksi Pseudomonas pp akan menyebabkan ruam-ruam dan infeksi telinga.
Dalam penelitian yang dilakukannya, para peneliti membagikan sabut pencuci piring dan talenan baru kepada 25 rumah tangga untuk dipakai selama 7 hari. Kemudian setelah itu sabut dan talenan tersebut dikumpulkan dan diperiksa.
Dalam studi yang dilakukan di bulan September 2011 itu ditemukan 72 persen rumah tangga menggunakan sabut yang sama untuk mencuci piring dan membersihkan area tempat cuci piring dan talenan.
Menurut Cheah, kebiasaan tersebut akan meningkatkan risiko kontaminasi silang karena terjadi kontak dengan alat yang dipakai untuk menyiapkan daging.
“Bila satu sabut dipakai untuk segala keperluan risiko kontaminasi bakteri akan meningkat. Ini beresiko tinggi pada orang yang kekebalannya rendah seperti anak-anak dan orang lanjut usia,” katanya.
Para ahli merekomendasikan agar sabut diganti setiap dua minggu sekali. Untuk mencegah kontaminasi bakteri yang berasal dari daging mentah, disarankan untuk menggunakan talenan yang berbeda dengan yang dipakai untuk mengolah sayuran atau makanan matang.
Selain mengganti secara berkala, dianjurkan juga untuk mengeringkan sabut di bawah sinar matahari atau dalam microwave setelah tidak dipakai lagi.
Sebaiknya segera bersihkan sabut usai mencuci peralatan makan dan memasak. Lalu, keringkan agar tak memberi kesempatan bakteri dan jamur tumbuh. Jangan sampai sabut yang kembali Anda gunakan untuk mencuci peralatan makan berikutnya menjadi sarang bakteri.
Sabut yang digunakan untuk mencuci piring ternyata menjadi alat yang penuh dengan bakteri. Sabut ini mengandung kuman, ragi dan bakteri 150 kali lebih banyak dari gagang sikat gigi. Secara umum, bakteri yang ada pada sabut tidak membuat Anda sakit. Tapi beberapa bakteri seperti salmonella dan E. coli dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius. Untuk mengatasinya, panaskan sabut Anda selama dua menit di microwave dan menggantinya setiap dua minggu sekali.
sumber
0 komentar:
Posting Komentar